- BIN Bangun AMN Manado sebagai Wadah Pembinaan Pemuda, Masyarakat Sulawesi Utara Berikan Apresiasi
- Berdasarkan Fakta Sejarah, Papua Sah Jadi Bagian dari NKRI
- Pasca Putusan MK, Masyarakat Dukung Penetapan Hasil Pemilu 2024
- Pembangunan Papua Jadi Stimulus Tingkatkan Kualitas Pemuda Papua
- Mengapresiasi Keberhasilan Aparat Keamanan Lindungi Ratusan Warga Sigi dari Kejaran OPM
- KINERJA APBN 2024 TETAP TINGGI DITENGAH KETIDAKPASTIAN GLOBAL
- BIN Gandeng Akademisi dan Universitas dalam Program AMANAH Demi Tingkatkan Inovasi Pemuda
- Indonesia Tetap Kondusif Pasca Penetapan Hasil Pemilu dan Putusan Sidang MK
- Stafsus BPIP Sebut AMN Manado Tempat Kaderisasi Pemimpin Masa Depan Bangsa
- Jaga Situasi Kondusif Wujudkan Pilkada Damai
BERITAJABAR.ID - Langkah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan Nomor Izin Edar (NIE) untuk obat herbal Herbavid-19 membingungkan publik. Masyarakat pun mencurigai cepatnya penerbitan NIE dan efektivitas Herbavid-19 karena hingga saat ini belum teruji mampu menyembuhkan pasien Covid-19.
Untuk mengatasi corona, maka pasien diberi obat khusus oleh dokter. Biasanya chloroquine atau kombinasi obat yang lain. Namun sayang ada sebagian masyarakat yang lebih percaya jamu daripada obat. Padahal corona adalah penyakit berbahaya yang pengendalian virusnya harus dengan obat sesuai dosis dan anjuran dokter.
Ketika pasien yang dirawat di Wisma Atlet mendapat jamu Herbavid, mereka bingung. Pun dokter dan tenaga medis di sana juga bingung, mengapa tiba-tiba ada pembagian jamu secara gratis. Ternyata hal ini adalah nazar dari seorang pejabat. Ketika ia sembuh dari corona, berniat membagikan jamu tersebut kepada para pasien yang masih dirawat.
Sayangnya jamu itu jadi kontroversi karena dalam bungkusnya tidak tertulis bahasa Indonesia. Berarti jamu ini adalah barang impor yang masih diragukan khasiatnya, apalagi belum ada izin BPOM. Anehnya ketika diprotes akan hal itu, tiba-tiba nomor BPOM jamu keluar hanya dalam waktu 3 hari. Apakah ada kongkalikong dengan orang dalam?
Karena kenyataannya, izin BPOM suatu produk obat, makanan, dan minuman baru bisa keluar dalam waktu 6 hingga 9 bulan. Mayagusnita Andarini, Deput Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, ada beberapa kebijakan dalam mengeluarkan izin BPOM. Dalam kasus ini, namanya izin darurat.
Walau namanya izin darurat tetap ada keanehan dalam kasus ini. Karena kombinasi obat corona hasil penelitian dari tim ilmuwan Universitas Airlangga, belum keluar izin resminya. Padahal obat ini sangat baik untuk mengobati pasien covid dan sudah jelas legal. Bagaimana bisa izin BPOM untuk jamu lebih cepat keluar daripada obat yang sudah terbukti keampuhannya?
Seharusnya pihak yang mengurus perizinan paham bahwa saat ini adalah masa darurat akibat pandemi covid-19. Jangan hanya jamu yang diberi izin, mentang-mentang diberi oleh seorang pejabat. Namun seharusnya yang didahulukan izin resminya adalah obat yang sudah jelas keampuhannya dan terpercaya, karena diteliti oleh para ahli dari Unair.
Para tenaga medis tentu lebih percaya obat daripada jamu. Karena jamu memang terbuat dari herbal yang berkhasiat. Namun jamu yang diklaim anti corona ternyata hanya berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, karena terbuat dari 11 bahan. Ada 3 bahan yang didapatkan dari luar negri sehingga takutnya akan terjadi ketergantungan harus mengimpor.
Selain itu, jamu tersebut memang berkhasiat. Namun itu untuk pasien corona yang dirawat di luar negeri. Belum tentu herbal dalam jamu tersebut bisa cocok dengan orang Indonesia, karena ada perbedaan cuaca. Selain itu, bisa saja jens virus covd-19 yang ada di sana dan di Indonesia berbeda, sehingga cara penyembuhan dan obatnya juga berbeda.
Jika Anda sehat, maka jangan minum jamu sembarangan. Karena konsumsinya harus sesuai dosis. Jika berlebihan akan bahaya bagi ginjal. Ketika tubuh merasa pusing, demam, dan kehilangan indra penciuman, segera ke RS untuk tes swab. Jangan malah isolasi mandiri dan hanya minum jamu. Perawatan di Rumah Sakit tentu di bawah pengawasan nakes, sehingga lebih cepat sembuh.
Pemasalahan jamu vs obat bukan karena persaingan bisnis. Namun ada ketidak adilan ketika obat yang sudah berhasil diteliti oleh para ilmuwan, belum juga mendapatkan izin edar resmi. Sementara jamu yang harus impor, izin BPOM-nya keluar dalam waktu 3 hari saja. Jangan lagi ada kecurangan karena akan berbahaya bagi pasien corona.
Oleh : Dodik Prasetyo )* Penulis aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa Jakarta
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 891 Kali