BERITAJABAR.ID - Dua minggu sebelum puasa, kira-kira Akhir April 2020, hingga kini Juli 2020, tukang bubur yang biasa mangkal di depan rumah kami di kawasan Sukamulya, Kemayoran, Jakarta Pusat sekaranf tidak pernah terlihat lagi.

Padahal, mang Asep begitu tukang bubur itu biasa disapa, sudah dagang bubur di depan rumah kami sejak dua tahun lalu.

Entah apa yang membuatnya tidak bedagang lagi. Bubur mang Asep, memang sempat sepi saat Covid-19 mewabah tapi menurut saya, disaat new normal sekarang, mang Asep harusnya sudah berdagang.

Dengan harga jual lima ribu rupiah permangkok, bubur mang Asep selalu diserbu warga Sukamulya, tak heran begitu buka jam 07.00 pagi, dua jam kemudian atau jam 09.00 dagangan buburnya sudah ludes.

Rasa bubur? Hmm..mengoda selera, meski hanya kaki lima, bubur mang Asep tak kalah enak dibanding bubur Kwang Tung di kawasan Pecenongan Jakara pusat.

Kami menduga, mang Asep yang asli Kuningan itu, beralih profesi atau berpindah lokasi dengan harapan ada tatanan baru dalam kehidupannya, cieee. Semoga ya mang..

Karena kangen dengan bubur mang Asep, dirumah akhirnya mencoba membuat bubur sendiri tapi tetap saja, rasanya tidak senikmat bubur mang Asep. Ada yang kurang pokoknya.

Dimana sekarang mang Asep ya? Semoga sehat-sehat ya mang.. warga tetap menunggu kehadiran mang Asep untuk dagang bubur kembali.. (*atma)