- Pembangunan Papua Jadi Stimulus Tingkatkan Kualitas Pemuda Papua
- Mengapresiasi Keberhasilan Aparat Keamanan Lindungi Ratusan Warga Sigi dari Kejaran OPM
- KINERJA APBN 2024 TETAP TINGGI DITENGAH KETIDAKPASTIAN GLOBAL
- BIN Gandeng Akademisi dan Universitas dalam Program AMANAH Demi Tingkatkan Inovasi Pemuda
- Indonesia Tetap Kondusif Pasca Penetapan Hasil Pemilu dan Putusan Sidang MK
- Stafsus BPIP Sebut AMN Manado Tempat Kaderisasi Pemimpin Masa Depan Bangsa
- Jaga Situasi Kondusif Wujudkan Pilkada Damai
- Tokoh Agama Berperan Penting Cegah Radikalisme di Masyarakat
- Aparat Keamanan Lakukan Langkah Preventif Pasca Penetapan Hasil Pemilu
- Jadilah Masyarakat Cerdas Literasi Digital, Tangkal Provokasi Soal Investasi Blok Wabu
- Home
- Seni & Budaya
- Uji Coba Sekolah Tatap Muka Harus Perhatikan Protokol Kesehatan
BERITAJABAR.ID - Bulan april 2021 ada uji coba sekolah tatap muka (offline). Dalam tahap percobaan ini, dilihat apakah nantinya kasus covid melonjak atau justru menurun. Sekolah online yang dijalankan selama setahun ini ternyata memiliki beberapa kelemahan. Sehingga sekolah secara langsung diharap bisa segera diselenggarakan di seluruh Indonesia.
Terhitung sejak maret 2020 alias 12 bulan, anak-anak melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Mereka belajar dari rumah karena sekolah adalah salah satu klaster corona baru. Kelas diadakan via Zoom dan beberapa aplikasi lain, dan murid-murid harus berpuas diri menyimak ajaran guru dari gawainya masing-masing, serta mengerjakan PR di rumah.
Rencananya, sekolah akan dibuka bulan Juli 2021 alias di tahun ajaran baru, tetapi ternyata pelaksanaannya dipercepat. Pada bulan april ini, di sejumlah kota/kabupaten di jawa Tengah, sudah dibuka lagi meski dalam tahap uji coba. Pembukaan sekolah ini juga dimaksudkan agar murid-murid tidak terlalu ketinggalan pelajaran, karena pembelajaran secara online dinilai kurang efektif.
Akan tetapi, pembukaan sekolah harus sesuai dengan prosedur. Presiden Jokowi mengingatkan para kepala daerah yang ingin membuka kembali kegiatan sekolah tatap muka untuk memperhatikan kondisi covid-19 di daerahnya. Ketika ada kenaikan kasus corona, maka kegiatan ini harus dihentikan. Selain itu, tatap muka juga terbatas alias jumlah murid yang datang maksimal 50% kapasitas kelas.
Pesan dari presiden amat penting, karena kesehatan anak-anak lebih diutamakan. Apalagi mereka yang masih berada di bangku TK dan SD. Anak-anak itu lebih rentan kena corona, apalagi belum ada pemberitahuan apakah mereka bisa mendapatkan vaksin covid. Karena rata-rata vaksin yang ada di Indonesia diberikan untuk warga berusia minimal 12 tahun.
Presiden Jokowi menambahkan, tiap kepala daerah harus melakukan 3T dengan intensif (testing, tracing, dan treatmnent). Sehingga tiap pasien corona didata dan diusahakan agar tidak menular ke banyak orang. Zona oranye diusahakan agar menjadi hijau. Dalam artian, semua usaha ini dlakukan agar pandemi segera berakhir.
Pembukaan sekolah juga wajib mematuhi protokol kesehatan. Selain membatasi jumlah murid yang masuk, semua orang (murid dan guru) juga wajib pakai masker, bukan hanya face shield. Semua orang yang datang ke sekolah wajib mencuci tangan dan membawa hand sanitizer, serta tidak berkerumun. Murid-murid dilarang bermain di lapangan sambil bergerombol.
Selain itu, jam sekolah juga diatur agar tidak terlalu lama. Karena jika sekolah sampai sore seperti biasa, anak-anak takut kecapekan dan akhirnya imunitasnya drop dan mudah kena corona. Jika mereka sekolah hingga siang atau sore pasti kelaparan dan membuka bekal. Di situ bahayanya, karena membuka masker secara otomatis dan bisa terkena droplet dari OTG, dan tertular corona.
Protokol kesehatan yang ketat diberlakukan dan ada satu lagi syarat untuk membuka sekolah, yakni vaksinasi para guru. Mereka harus mendapatkan suntikan vaksin Sinovac terlebih dahulu, baru diperbolehkan mengajar. Selain menghindarkan dari penularan ke banyak murid, guru lebih beresiko tinggi kena corona, karena mobilitasnya juga cukup tinggi.
Pembukaan sekolah pasca school at home merupakan angin segar bagi orang tua, karena mereka merasa kepayahan saat mengajari anaknya sendiri. Apalagi jika sang ibu adalah wanita karir, tidak bisa 100% mendampingi anak belajar di rumah. Sehingga ketika sekolah dibuka lagi, mereka bersorak gembira.
Uji coba sekolah tatap muka di beberapa wilayah di Indonesia harus mematuhi protokol kesehatan, seperti wajib pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Murid-murid tidak boleh bergerombol, oleh karena itu masuk kelasnya bergantian, agar daya tampung di kelas maksimal 50%. Semoga setelah sekolah dibuka, anak-anak makin cerdas dan tidak ada yang kena corona.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Depok
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 891 Kali