- Masyarakat Bersatu Mewaspadai Provokasi Jelang Putusan Sidang MK
- Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng
- Mendukung Penindakan Hukum Terhadap OPM
- Angkat Citra Aceh, BIN Berdayakan Pemuda dengan Program AMANAH
- Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
- Tolak Demonstrasi Anarkis Jelang Putusan Sidang Sengketa Pilpres
- Sinergitas Elemen Masyarakat Jaga Kondusivitas Pasca Pemilu
- Langgar HAM dan Lukai OAP, Tindakan OPM Identik Dengan ISIS
- Pemerintah Optimis Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2024 Semakin Pesat
- Kembangkan Kualitas Pendidikan, AMN Manado Hadirkan Fasilitas Lengkap
- Home
- Sejarah Indonesia
- Semua Pihak Harus Menahan Diri Sikapi Kerusuhan di Yahukimo
BERITAJABAR.ID - Hoaks yang beredar di Yakuhimo-Papua telah menimbulkan kerusuhan pada 3 Oktober 2021. Semua pihak pun harus pandai menahan diri dan tidak terprovokasi hoaks yang berkembang karena saat ini TNI/Polri terus memulihkan kondisi keamanan di wilayah tersebut.
Hoaks adalah berita atau foto palsu yang sengaja disebar untuk tujuan tertentu, bisa jadi untuk menjungkalkan lawan politik atau membuat kerusuhan secara psikologis. Sayangnya beberapa tahun ini, kita seolah diserbu oleh keberadaan hoaks, terutama di dunia maya. Sehingga meresahkan masyarakat, dan mereka takut bahwa hoaks akan membawa korban jika tidak segera dihapuskan.
Salah satu hoaks yang membuat Bumi Cendrawasih memanas adalah kabar yang menyebutkan bahwa mantan Bupati Yahukimo Abock Busup meninggal, karena dibunuh oleh lawan politiknya. Ia memang diketahui sudah dalam keadaan tidak bernyawa, di sebuah hotel di Jakarta. Walau meninggal di ibukota tetapi beritanya dengan cepat tersebar di Papua, khususnya di Yahukimo.
Meninggalnya mantan Bupati Yahukimo langsung membuat suasana panas dan tragisnya ada 6 orang yang kehilangan nyawa. Mereka menjadi korban di dalam kerusuhan di Distrik Dekai, ibukota Kabupaten Yahukimo. Dalam peristiwa berdarah itu, rumah warga juga dibakar. Diduga pelakunya adalah 53 orang dari Suku Kimyal dan mereka telah ditangkap oleh aparat.
Suku Yali yang diserbu oleh Suku Kimyal tentu bingung karena tiba-tiba diserang. Terlebih, korban tidak hanya luka-luka dan meninggal dunia, tetapi juga ada kerugian secara materiil. Penyebabnya karena selain beberapa rumah dibakar, juga ada 1 hotel yang dilalap api. Orang-orang dari Suku Kimyal menyerbu dengan mengendarai 2 mobil minibus jam 12:45 WIT, tanggal 3 oktober 2021.
Penyerangan yang berujung korban jiwa dan kerusakan properti ini sangat disesalkan, karena terjadi akibat tersebarnya hoaks di masyarakat Yahukimo. Padahal faktanya, mantan bupati meninggal dunia akibat serangan jantung, bukan dibunuh oleh lawan politiknya. Namun kabar yang menyebar malah sebaliknya.
Hoaks harus dihapuskan karena berita pendek yang tersebar, terutama di media sosial dan grup WA, malah mengacaukan keadaan. Bahkan ia bisa menyebabkan peperangan antar suku, yang dilakukan oleh suku-suku lain di Papua, karena mereka bisa saja terpicu oleh serangan tersebut.
Hal ini tentu amat mengerikan karena sudah puluhan tahun tidak ada peperangan di Papua, yang tentu saja bisa menyebabkan banyak korban jiwa. Padahal Pemda Papua dan Papua Barat sedang membentuk image Papua sebagai tempat yang aman, sehingga akan menjadi tujuan wisata pasca pandemi. Tetapi gara-gara hoaks bisa saja para turis takut karena tidak mau terjebak dalam perang antar suku.
Kita wajib mewaspadai hoaks karena selain meresahkan masyarakat karena menyerang sisi psikologis mereka, juga bisa mengakibatkan korban jiwa. Kasihan sekali keluarga yang ditinggalkan, padahal bisa jadi sang korban adalah tulang punggung di rumah tangganya.
Sebagai warga negara yang baik, jangan mudah percaya jika ada berita yang tersebar, apalagi hanya di media sosial atau grup WA. Jangan mudah untuk menyebarkannya tanpa mengecek terlebih dahulu. Saat ini sudah ada situs yang bisa dipakai untuk memeriksa, apakah suatu berita berdasarkan fakta atau hoaks semata. Ketika ada hoaks juga langsung hapus dan peringatkan anggota grup lain untuk tidak mempercayainya.
Hoaks yang tersebar di daerah Yahukimo sangat berbuntut tidak enak, karena mengakibatkan kebakaran dan 6 korban jiwa. Kerusuhan seharusnya bisa dicegah jika masyarakat bisa membedakan antara berita yang asli dengan yang palsu. Jangan sampai ada peristiwa tragis selanjutnya gara-gara hoaks, oleh karena itu tidak ada salahnya untuk mempatroli hoaks agar tidak tersebar di masyarakat.
Oleh : Alfred Jigibalom )* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Gorontalo
TAGS: | internasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 861 Kali